Selasa, 28 Oktober 2014

VLAN ENCAPSULATION

VLAN ENCAPSULATION
Pada pertemuan minggu lalu mata kuliah Jaringan Komputer Lanjut saya mendapat tugas membuat sebuah jaringan Virtual LAN yang biasa di sebut VLAN, dimana ada 2 buah VLAN menggunakan Cisco Paket Tracer:
  1. Masukan 4 PC(generic / PC PT, 1 Router(generic/Router PT), 2 Switch(2950-24)
  2. Hubungkan tiap PC menggunakan kabel Straight ke Switch
  3. Hubungkan Switch ke Swicth menggunakan 2 kabel cross
  4. Hubungkan Salah satu Switch ke Router menggunakan kabel Straight seperti skema berikut:

Setelah pembuatan Skema dan penghubungan kabel saya melakukan setting Switch dimana Switch pertama ini saya namakan SW-1 dan membuat interface VLAN 1/ default dengan

IP            :192.168.1.1
Subnet     :255.255.255.0
seperti gambar ini:


Kemudian kita lakukan seting tiap port pada Switch (SW-1) ini dimana port fa0/1 yang terhubung ke switch (SW-2) itu menggunakan mode acces dan pada port fa0/2 menggunakan mode trunk kemudian saya setting pembuatan VLAN dimana VLAN yang saya buat VLAN no 10 dengan nama RED pada port fa0/10 dan VLAN no 20 dengan nama green pada port fa0/20:


Setelah kita setting maka kita akan menampilkan dan melihat apakan VLAN kita sudah terbuat sesuai port dan nama dengan benar menggunakan peritah:


Setelah itu kita masuk ke Switch 2 (SW-2) lakukan hal yang sama setting VLAN 1 / default dan tiap port sama seperti SW-1 tetapi kita tidak membuat VLAN karna disini kita ingin settinga vlan otomatis mengikutin SW-1 dengan catatan pembuatan VLAN tetap manual pada SW-1 dan SW-2 tetap harus membuat settingan manual untuk port VLAN nya:


Setalah itu tampilkan bahwa VLAN pada SW-2 belum otomatis mengikuti SW-1:


Agar SW-2 mengikuti  otomatis dari settingan VLAN pada SW-1 maka kita asumsikan dan setting VTP(VLAN TRUNKING PROTOCOL) dimana:
  1. SW-1 sebagai VTP server
  2. SW-2 sebagai VTP Client
  3. Domain dan password VTP server dan client harus sama
  4. Konfigurasi salah satu antar Switch menjadi trunk seperti skema diatas

kemudian lakukan setting VTP sebagai berikut:


Lakukan juga setting pada SW-2 untuk menjadi VTP client:


Setelah setting selesai maka kita akan lihat tampilan VLAN SW-2 apakah sudah mengikuti SW-1:




Seperti tadi saya bilah bahwa VLAN bisa otomatis tetapi port tetap setting manual:


setelah setting port untuk VLAN pada SW-2 maka kita akan lihat lagi apakah sudah benar:


Kemudian kita Setting Router dengan mengganti hostname dan mengaktifkan port fa0/0 seperti berkut:


Pada Router disini kita akan menjadikan VLAN dengan encapsulation dot 1Q berdasarkan IEEE 802.1Q, yaitu terjadi peristiwa tagging oleh switch pada header frame ethernet, berupa VLAN ID, dan dengan tag yang terdapat pada header frame inilah maka switch akan melihat port mana saja yang mempunyai VLAN ID yang sama dengan frame tersebut, frame hanya akan diteruskan menuju port yang di set  dengan VLAN ID yang sama  dan tidak akan diteruskan menuju port dengan VLAN ID yang berbeda, dengan metode inilah maka terjadilah segmentasi LAN berdasarkan port pada switch, sehingga broadcast yang dihasilkan oleh salah satu host tidak akan diteruskan menuju port dengan VLAN ID yang berbeda atau hanya akan diteruskan ke port dengan VLAN ID yang sama, sehingga terjadi efisiensi pemakaian bandwidth. Kondisi inilah yang membuat VLAN seolah-olah mempunyai banyak LAN dalam pengertian logical tetapi sebenarnya berada dalam satu LAN dalam pengertian physical:





Setelah semua selesai saya Membuat tampilan Pembeda pada Skema dimana PC A1 dan B1 dengan warna merah adalah VLAN dengan nama RED dan PC A2 dan B2 dengan warna hijau adalah VLAN dengan nama green:


Setelah itu saya akan melakukan tes pengiriman pesan VLAN RED dari PC A1 ke PC B1:


Kemudian lakukan juga tes pengiriman VLAN green dari PC A2 ke PC B2:


Setelah itu kita tes ping ip dari PC A1 ke PC B1:


Ping IP sebaliknya PC B1 ke A1:


Kemudian tes Ping IP juga pada VLAN green dari PC A2 ke B2:


Terakhir juga tes ping IP sebaliknya dari PC B2 ke PC A2:



















Rabu, 15 Oktober 2014

E - TICKETING DALAM BIDANG TRANSPORTASI UDARA

Penjelasan Singkat Tentang E - Ticketing

E-ticketing atau Electronic Ticketing adalah suatu cara untuk mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper ticket. Dan semua informasi mengenai electronic ticketing disimpan secara digital dalam sistem komputer milik airline. Sebagai bukti pengeluaran E-Ticket, pelanggan akan diberikan Itinerary Receipt yang hanya berlaku sebagai alat untuk masuk ke dalam bandara di Indonesia yang masih mengharuskan penumpang untuk membawa tanda bukti perjalanan.


Tujuan dan Manfaat dari E - Ticketing

E - Ticketing sistem digunakan untuk memudahkan orang membeli tiket untuk berbagai acara dari satu situs web. Tiket dapat dibeli dengan cara ini menggunakan uang tunai, cek atau kredit / kartu debit. Orang yang tidak mempunyai akses internet dapat memesan tiket melalui internet publik di terminal atau perpustakaan di Pusat Informasi dan Visitor Center

E - Ticketing adalah peluang untuk meminimalkan biaya dan mengoptimalkan kenyaman penumpang. E - Ticketing mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan formulir kertas dan meningkatkan fleksibilitas penumpang dan agen perjalanan dalam membuat perubahan - perubahan dalam jadwal perjalanan.

Selain itu E - Ticketing mempunyai manfaat lain sebagai berikut :

Mengurangi biaya yang terkait dengan pencetakan dan mailing tiket ke pembeli. Mengurangi stok tiket dalam bentuk kertas, amplop dan pos.
Mengurangi tenaga kerja yang terkait dengan pencetakan dan mailing tiket.
E-Ticketing lebih aman dikarenakan adanya barcode validasi yang menghilangkan kemungkinan palsu dan duplikat tiket.
Pengiriman ticket yang instan, pembeli dapat mencetak tiket mereka dengan segera, tidak perlu menunggu surat atau menunggu, Pelanggan dapat mencetak tiket elektronik mereka segera setelah mereka membelinya.
E-Tiket menyediakan ruang untuk tambahan informasi seperti peta jalan, arah, dan informasi lain yang pelanggan mungkin perlu tahu.


Saat ini permasalahan pelayanan transportasi udara yang sangat serius terjadi di wilayah perkotaan terutama di kota-kota besar dan kota metropolitan. Dominasi pengguna pesawat terbang dalam melalukan perjalanan tidak seimbang dengan jumlah pesawat yang ada. pada akhirnya akan menyebabkan kepadatan penumpang yang tinggi di bandara-bandara (airport).
Kondisi ini pada akhirnya akan memunculkan problem klasik di setiap perusahaan maskapai penerbangan, seperti halnya masalah rute penerbangan,jadwal penerbangan yang tidak tepat dan pemesanan tiket dan lain-lain.
Salah satu solusi yang fundamental dari pemerintah khususnya mengenai pemesanan tiket adalah dengan menerapkan system e-ticketing pada setiap maskapai penerbangan yang ada. Karena dengan adanya system e-ticketing dapat memudahkan kita dalam memperoleh tiket.



Anggota Kelompok :

Abdul Wahid
Bagus Indra P
Debi Santosa
Deo Rino H
Guntoro Nuari
Lintar Tamara
Singgih Prima D


4IA16

Dari Jurnal: